SEJARAH KOTA JAKARTA
mengetahuii.blogspot.com
Para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa,
yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama
Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman,
dekat dengan kota Bogor sekarang.
Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang
datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda
usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan
Kalapa.
Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni
1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota
Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian
menguasai Jayakarta.
Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang
berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun
membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir.
Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak
sekitar 500 meter dari bandar.
Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat
pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah
selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat
rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan
pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini
dinamakan Weltevreden.
Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia, memiliki banyak rekaman
sejarah. Antara lain dalam bentuk bangunan maupun lingkungan. Di
dalamnya tercermin upaya masyarakat masa lalu dalam membangun kotanya
yang tak luput dari berbagai masalah dari zaman ke zaman.
Batavia tahun 1897, Muhammad Isa Ansyari SS mengungkapkan sejarah kota
Jakarta dimulai dengan terbentuknya sebuah pemukiman di muara Ciliwung.
Menurut berita Kerajaan Portugal pada awal abad ke-15, pemukiman
tersebut bernama “Kalapa” dan merupakan sebuah Bandar penting di bawah
kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di
Kota Bogor.
“Di Kerajaan Pajajaran, Bogor, itu kini masih terdapat prasasti
peninggalan abad ke-16. Nama prasasti itu “Sato Tulis”, peninggalan
Rahyang Niskala Watu Kencana, Namun oleh orang Eropa Bandar tersebut
lebih dikenal dengan nama Sunda Kalapa, karena berada di bawah kekuasaan
Sunda,” kata Muhammad Isa Ansyari SS.
Dalam sejarah, ujar Sejarawan Terkemuka Dinas Kebudayaan dan Permuseuman
Pemda OKI Jakarta itu, Bandar Malaka ditaklukkan Kerajaan Portugal pada
1511. Tujuan Portugal ketika itu adalah mencari jalur laut untuk
mencapai kepulauan Maluku, sumber rempah-rempah. Maka pada 1522
mendaratlah kapal utusan dari Malaka di bawah pimpinan Francesco De Sa.
Menurut laporan Francesco De Sa terjadi perundingan dengan pemuka Bandar
Kalapa yang berada di bawah kekuasaan Raja Sunda yang beragama Hindu.
Sementara itu di Jawa Tengan dengan surutnya Kerajaan Majapahit
berkembanglah Kerajaan Islam di Demak.
Kerajaan Islam itu kemudian menyerang Kerajaan Sunda di Jawa Barat
meliputi Cirebon, Banten, Kalapa dan lain-lain. Mengingat kurangnya
sumber-sumber asli Jawa Tengah tnengenai peristiwa itu, maka kita
terpaksa berpaling kepada berita Kerajaan Portugal yang pada akhirnya
tidak saja berlabuh di Maluku tetapi juga Kerajaan Portugal ini
merapatdi Timor Timur, menyatakan bahwa pada 1526-1527 sebuah armada
Portugal telah mengunjungi Sunda Kalapa untuk memenuni perfanjian tahun
1522. “Ternyata mereka belum mengetahui bahwa telah terjadi perubahan
kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran ke Kerajaan Banten, yaltu orang-orang
dari Jawa Tengah yang beragama Islam .Ivlenurut berita yang mereka
dapat, nama Pangtima yang diberikan adalah Falatehan, sebutan mereka
untuk nama Fatahillah,” ujar Muhammad Isa Ansyari SS.
Di beberapa tempat di Jakarta seperti Pasar Minggu, Pasar Rebo,
Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon
Pala, Rawa Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke, ditemukan benda-benda pra
sejarah seperti kapak, beliung, gurdi, dan pahat dari batu. Alat-alat
tersebut berasal dari zaman batu atau zaman neolitikum antara tahun 1000
SM. Jadi, pada masa itu sudah ada kehidupan manusia di Jakarta.
No comments:
Post a Comment