Sunday, July 29, 2018

sejarah perang padri

perang padri lengkap

Perang Padri terjadi di Sumatera barat dan sekitarnya tepatnya di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. Perang ini terjadi akibat adanya  pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.
Pada abad ke-9 tiga orang ulama Minangkabau kembali dari tanah suci, yaitu Haji Miskin, Haji Piabang , dan Haji Sumanik. Mereka mempelajari dan mengembangkan aliran Wahabi, yaitu gerakan yang menghendaki agama islam dilaksanakan secara murni sesuai dengan Al Quran dan alhadist. Gerakan mereka disebut gerakan Padri ( Artinya tokoh tokoh agama/ ulama). Tujuan gerakan ini adalah memperbaiki masyarakat Minangkabau dan mengembalikan mereka pada jalan  yang sesuai dengan ajaran ajaran islam yang benar.
Gerakan Padri disambut baik oleh para ulama dan sebaliknya gerakan tersebut ditentang keras oleh kaum adat yang menolak dihapusnya adat kebiasaan yang telah berakar meskipun melanggaar agama. Maka terjadi ketegangan antara kaum padri dengan kaum adat setempat.

Penyebab terjadinya Perang Padri

Apa saja sih penyebab perang Padri? Berikut adalah penjelasannya:

a. Sebab sebab perang Padri:

  1. Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
  2. Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat .Pertempuran pertama terjadi dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain. Sehingga muncul pemimpin pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim Basa (Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk
  3. Merupakan perang antara masyarakat Minangkabau melawan belanda untuk mempertahankan wilayah mereka dari belanda.
  4. Perang ini berkobar setelah perang Diponegoro.
  5. Sejarah Perang Padri (Tahap II)

  6. Tahun 1831 serangan kaum padri mulai gencar perang berkobar di muara palam.
  7. Tahun 1832 tuanku nan cerdik bergabung Dengan tuanku imam bonjol menyerang pos pos belanda di Mangapo. Belanda menerapkan tak tik adu domba dengan cara mengirim pasukan pimpinan sentot prawirodirjo (salah seorang pemimpin perang diponegoro yang menyerah). Ternyata sentot membantu kaum padri melawan belanda sehingga ia ditangkapdan diasingkan di Cianjur jawa barat. Tahun 1833 pertempuran meletus di daerah Agam. Kaum padri mulai mengalami kekalahan karena menyerahnya beberapa pemimpin perlawanan seperti Tuanku Nan Cerdik
  8. Akhir tahun1834 Belanda memusatkan pasukannya untuk menduduki daerah sekitar bonjol dengan sasaran utamanya menguasai bonjol. Belanda menutup jalan jalan yang menghubungkan Bonjol dengan daerah lain. Pasukan paderi pantang menyerah mempertahankan bonjol dengan membuat parit parit sehingga Belanda kesulitan masuk bonjol. Maka Belanda menyerang Bonjol dengan meriam.
  9. Tanggal 8 februari 1835 Tuanku Imam Bonjol Bersedia mengadakan gencatan senjata belanda memaksanya menyerah. Ia bersedia dengan syarat pasukan Belanda ditarik dari Alahan panjang. Belanda menolak sehingga kembali terjadi pertempuran.
  10. Bulan agustus 1835 Tuanku Imam Bonjol bersedia berunding kembali tetapi belanda menolak dengan alasan kaum paderi akan menggunakan kesempatan ini untuk menyusun siasat . Pertempuran akhirnya meletus kembali.
  11. Bulan Oktober 1835 Bonjol dikepung dan tembakan dilancarkan kearah Benteng Bonjol .Akhirnya benteng  bonjol jatuh ketangan belanda setelah selama 2 tahun dipertahankan mati-matian oleh kaum Padri.
  12. Tanggal 15 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah sehingga perlawanan rakyat Minangkabau melemah dan dianggap sudah tidak ada artinya lagi oleh pasukan Belanda
  13. baca selengkapnya di website kami:mengetahuii.blogspot.com

No comments:

Post a Comment